Sabtu, 18 Mei 2013

Atau sejarah sesungguhnya tak pernah berhenti membuat catatan. Apabila sejarah tidak membuat catatan dalam prasasti atau lembaran kertas maka dia membuatnya di tempat lain. Tentang riwayat hidup seorang manusia misalnya, maka sejarah pertama-tama mencatatnya pada kepribadian si manusia itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang lembut dan santai mungkin tidak tercatat dalam garis-garis kehidupan secara nyata. Namun pengalaman-pengalaman yang keras dan getir tentu akan tergores dalam-dalam pada jiwa, pada sikap dan perilaku, dan tak mustahil akan mengubah sama sekali kepribadian seseorang (Ahmad Tohari, dalam jentera bianglala). Aku melihat dalam kedua bola matamu sebuah dunia yang putih bersih jauh lebih putih dan bersih daripada duniaku, dunia yang amat meletihkan jiwa dan raga dan buntu pada sebuah tanda tanya besar. Bola matamu,sungguh dunia yang jernih dan teduh ada di sana, dan aku harus mengakui dalam kecewa dan iriku bahwa dunia itu bukan milikku. Namun bukankah tiada halangan bagiku untuk sekedar numpang berteduh barang sejenak, numpang mengaso dari keletihan yang amat sangat?

Tidak ada komentar: