Selasa, 08 Januari 2013

Selamat Malam... Saat ini,saat saya menuangkan ini saya sudah tidak dalam keadaan emosi lagi, saya sudah terbiasa dengan hal semacam ini semenjak ber-partner kerja dengan Anda. Sungguh, jika tidak banyak orang komplain tentang hal ini, saya tidak akan mengusik kehidupan Anda melalui tulisan ini, tetapi karena banyak yang komplain, mau bagaimana lagi? berbicara langsung pada Anda jelas tidak mungkin, jadi terpaksa saya ngepyek di sini. Keluhan ini dimulai dari banyaknya tugas yang harus kita kerjakan untuk Natal kemarin sementara jelas saya tahu Anda sedang begitu banyak pikiran sehingga saya pikir Anda akan sulit memikirkan tugas kita. Namun, karena pada dasarnya saya adalah orang yang malas berhubungan dengan masalah orang lain ketika orang itu tidak menceritakan pada saya, maka saya anggap Anda mampu memikirkan tugas kita di sela-sela kesibukan Anda karena toh Anda tidak berbicara apa-apa pada saya. Sungguh, jika Anda bicara pada saya pasti akan saya bantu semampu saya. Sekali lagi, saya masih bertumpu pada keyakinan saya bahwa jika orang memiliki masalah sementara dia tidak mau membicarakan masalah itu dengan saya, saya yakin orang itu masih mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, itu bukan urusan saya. Berbekal keyakinan itu, saya menunggu Anda meminta bantuan, hingga pada hari-hari akhir permintaan itu tak kunjung datang. H-1 datang, saatnya kalang kabut persiapan. Anda menyerahkan segala hal ke satu orang, sementara Anda tidak memberikan alasan kenapa Anda menyerahkan hal tersebut. Semua bingung, apalagi sayaaa.. Ungkapan kekecewaan dari beberapa orang mengalir dari mulai "kenapa mendadak?", "kenapa Anda terlihat 'nggampangke'", di mana Anda saat itu? "Bagaimana jika kami harus mengerjakannya sendiri tanpa seorang yang ahli", bahkan pernyataan pamungkas "Anda terlihat melepaskan tanggung jawab." Pada awalnya, saya masih bisa objektif (lebih tepatnya untuk mendamaikan diri saya sendiri) berusaha mengerti kesibukan Anda sehingga tidak mampu memikirkan tanggung jawab ini, tetapi tidak dapat dipungkiri apa yang mereka pikirkan sama persis dengan apa yang saya pikirkan sehingga saya terjerumus dalam pemikiran negatif tersebut. Namun,bagaimanapun juga hari H pun datang, sudah bukan saatnya menyalahkan dan disalahkan, apa yang ada di depan kami saat itu ya itu yang harus kami kerjakan. Dengan berbagai pikiran yang berkecamuk, kami menyelesaikan tugas kami tanpa Anda. Acara ini selesai, Puji Tuhan jerih payah kami mendapatkan apresiasi meski persiapan amburadul. Saya menyadari, ucapan terima kasih itu bukan semata untuk saya, tetapi untuk orang-orang hebat rekanan saya dalam bekerja, tanpa mereka toh saya tidak akan dapat berbuat apa-apa,itulah mengapa saya menyalurkan ucapan terima kasih itu. Meski terlihat norak dan lebay, ya itulah cara saya memanusiakan manusia. Meski begitu, saran saya ke depannya untuk Anda adalah jika memang Anda tidak mampu katakanlah tidak mampu, berikanlah tugas itu pada orang lain dengan baik dan tidak dalam jangka waktu yang mepet. Jika Anda tidak nyaman pada saya, bicaralah pada orang lain. O ya, kami manusia bukan mesin, perlakukanlah kami selayaknya manusia! Sekarang Anda pergi tanpa menyerahkan tanggung jawab Anda kepada siapapun, apalagi saya, lalu apa yang harus saya lakukan? Saya toh tidak memiliki kewenangan apapun...